Ketika harga diri sedang tinggi, orang mudah dan enak diajak berinteraksi. Mereka riang gembira, murah hati, toleran, dan bersedia mendengarkan pendapat orang lain. Mereka sudah memenuhi kebutuhan primer mereka, dan sanggup memikirkan kebutuhan orang lain. Kepribadian mereka sendiri begitu kuat dan mantap, sehingga mereka bersedia mengambil risiko. Mereka sanggup untuk menerima kenyataan bahwa kadang-kadang mereka berbuat salah, dan bis mengakuinya ketika mereka melakukan kesalahan. Mereka bisa dikritik dan diejek, dan tidak terlalu khawatir, karena hal-hal ini hanya menyebabkan kerusakan kecil dalam harga diri mereka... dan mereka masih punya banyak.
Kita tahu bahwa berurusan dengan orang yang berada di atas biasanya lebih mudah daripada dengan bawahannya. Ada cerita tentang seorang tamtama dalam Perang Dunia I yang berteriak, “Matikan korek api brengsek itu!” Tapi dia terperangah dan merasa bersalah ketika mendapati bahwa orang yang dia semprot itu adalah Jenderal “Balck jack” pershing.ketika dia berusaha meminta maaf, Jenderal Pershing menepuk-nepuk punggungnya dan berkata, “Bergembiralah karena saya bukan seorang letnan dua”. Bila anda yakin akan harga diri anda, anda tak akan gusar karena urusan sepele yang bisa membuat marah orang yang masih merasa perlu untuk membesar-besarkan egonya.
Ketika harga diri turun, kesulitan mudah datang. Dan ketika harga diri sudah cukup rendah, apa saja bisa menjadi ancaman. Bagi orang itu, pandangan kritis atau kata-kata kasar bisa dirasakan sebagai bencana. Orang sensitif yang melihat sindiran atau makna ganda dalam komentar yang paling tidak bersalah sekalipun sedang mengalami harga diri yang rendah. Pembual, tukang pamer dan orang yang suka bertengkar mempunyai masalah yang sama. Bagaimana mengatasinya ?
sumber : http://forekita.blogspot.com/2011/05/cara-mengetahui-orang-itu-penting_22.html
0 komentar:
Posting Komentar