Ketika Putera Sampoerna mengumumkan menjual seluruh saham HM Sampoerna miliknya kepada Philip Morris beberapa saat lalu semua orang tercengang. Sebuah tsunami dalam dunia saham Indonesia telah terjadi, 2 milliard USD untuk 40% saham HM Sampoerna, atau 18 Trilliun Rupiah transaksi telah terjadi 'tanpa basa basi'?.
Buku 4G Marketing ini datang pada saat yang tepat, ketika semua orang berbicara bagaimana sebuah 'brand besar'? dengan sejarah 4 Generasi dijual tanpa sebuah tanda apapun sebelumnya, ketika perusahaan pada puncak kejayaannya. Nilai Market Kapitalisasi 5 Milliard USD dari HM Sampoerna sangatlah luar biasa dan sedang dalam puncaknya. Nilai Market Kapitalisasi Sampoerna pernah mencapai titik terendah sampai dibawah 300 Juta USD. Lepas dari apapun maksud Putera Sampoerna menjual seluruh sahamnya, jelas HM Sampoerna adalah sebuah perusahaan rokok besar yang hingar bingar dan penuh kehebatan.
Hermawan Kartajaya, yang pernah bekerja di HM Sampoerna, merupakan orang paling tepat menulis tentang sejarah perusahaan dan perjalanan besarnya. Bersama dengan team Markplus&Co, Yuswohady dan Sumardy, berhasil menuntaskan pekerjaan besar 'Biography Sampoerna'? dengan tuntas dan indah.
Kita diajak untuk menengok perjalanan panjang Sampoerna selama 92 tahun dalam menciptakan 'an everlasting brand'. Disini kita akan melihat bagaimana sebuah 'Corporate Brand' mulai diciptakan, dikembangkan, dan dipertahankan hingga menjadi sekaliber PT HM Sampoerna yang kita ketahui saat ini. Kita akan mengikuti berbagai manuver strategi yang telah diambil oleh para pemimpin Sampoerna dalam mempertahankan bisnisnya selama hampir satu abad.
Terdiri atas 3 bagian: Awal Perjalanan Sampoerna, Membangaun perusahaan Masa Depan dan The Art of Execution, buku ini tampil dengan tata layout yang segar, dilengkapi dengan gambar - gambar dokumentasi Sampoerna yang mendukung otentisitas tiap langkah yang diambil oleh 4 generasi pimpinan Sampoerna. Dimulai dengan sejarah perkembangan rokok dan industri rokok di tanah air sejak tahun 1900 - an, dikisahkan bagaimana awal industri rokok pertama kali dimulai dan perusahaan - perusahaan yang memegang peranan di masa itu. Di masa - masa tersebut, sang Founding Father HM Sampoerna, Liem Seeng Tee memulai usahanya dengan menjual berbagai macam tembakau racikannya. Dari pengalaman meracik inilah akhirnya tercipta merek 'Dji Sam Soe' yang kelak menjadi cikal bakal berdirinya PT HM Sampoerna.
Pada perusahaan yang mampu bertahan lebih dari 50 tahun, oleh para pakar bisnis dan ekonomi ditemukan 3 winning characteristic yang menjadi alasan sustainablenya yaitu: Adaptability, Culture, dan Innovation. Buku ini menyajikan cerita dan sejarah HM Sampoerna dalam kerangka strategi ini. Karakter pertama adalah Adaptability. Segala sesuatu yang ada di dunia bisnis akan selalu dan setiap saat berubah. Untuk bertahan, jelaslah bahwa perusahaan dituntut untuk memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Bahkan bilamana memungkinkan, sang pemimpin perusahaan harus mampu membaca ke arah mana perubahan ini bergerak dan sebisa mungkin mengadaptasikan perusahaannya untuk menghadapi situasi tersebut.
Saat pertama kali HM Sampoerna ditinggal oleh sang Founding Father dalam keadaan nyaris bangkrut, Aga Sampoerna, berbekal merek 'Dji Sam Soe', melakukan turnaround fantastis dengan mengadaptasikan perusahaannya ke pasar rokok kretek yang saat itu tampak kurang menjanjikan tapi berpeluang besar untuk dikembangkan. Turnaround ini terbukti menyelamatkan Sampoerna dari kebangkrutan masa itu.
Demikian juga yang dilakukan oleh Putera Sampoerna pada saat beliau memprediksi dengan tepat pesatnya perkembangan bisnis rokok di masa depan dan mempersiapkan 3 milestone penting yang menjadi dasar lepas landas Sampoerna di era 80 dan 90 - an. Mengenai hal ini, Putera Sampoerna sendiri berkata, "Pahamilah lingkungan anda, apa yang bisa anda lakukan dengannya, dan bila tidak ada yang bisa anda lakukan. Ubahlah!"? Ini masa hypergrowth Sampoerna, yang berhasil tumbuh menjadi 38 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun.
Yang kedua adalah Corporate Culture, atau Budaya Perusahaan. Budaya perusahaan bukanlah sekedar peraturan tertulis, dasar operasional, atau sistematika kerja yang menjadi buku suci perusahaan. Lebih dari itu, budaya perusahaan adalah spirit d'corps jiwa perusahaan, yang menjiwai keseharian dan segala aktivitas dalam perusahaan anda. Sangat ditekankan pentingnya Budaya Perusahaan yang menjadi dasar dari kinerja perusahaan agar mampu berkembang dan bersaing dalam jangka panjang.
Pernah suatu kali, hampir seluruh staff handal Sampoerna dibajak oleh perusahaan saingan. Situasi ini tentu merupakan mimpi buruk bagi suatu perusahaan. Disinilah Corporate Culture Sampoerna membuktikan kehandalannya. Performa kerja Sampoerna saat itu tidak menunjukkan penurunan yang signifikan. Justru perusahaan saingan itu yang tidak dapat mengeluarkan kemampuan optimum dari para staff tersebut.
Solusi Tiga Tangan, yang juga menjadi simbol logo menarik, melambangkan perusahaan yang mementingkan hubungan dengan pedagang, strategi pemasaran kepada konsumen dan management internal perusahaan. Sampoerna adalah perusahaan keluarga yang paling profesional dengan memberikan hampir semua kedudukan penting manajemen kepada pelaku bisnis profesional yang memang handal.
Sedangkan yang ketiga, seperti yang sudah disebutkan diatas, adalah Innovation. Innovation bukan lagi sekedar ke arah 'luar' dengan menginovasi produk - produk yang dipasarkan, tapi juga ditanamkan dari 'dalam' perusahaan. Inovasi ke 'dalam' dimulai dari pembentukan prinsip dasar yang dipegang oleh perusahaan dan menjadi jiwa dalam kesehariannya. Inovasi dari dalam ini akan terus berjalan membentuk inovasi ke 'luar' untuk mempertahankan market yang telah dikuasai dengan meluncurkan produk - produk yang mencerminkan prinsip perusahaan tersebut dan mampu merebut hati para konsumen. "Kalau Cinta Itu Buta, Buat Apa Ada Bikini", "Setiap Gue Dapat Jawabannya, Ada Yang Ganti Pertanyaannya"?, "Gue Berpikir, Karena Itu Gue Tambah Bingung"?, adalah beberapa iklan A Mild yang berbeda dan renyah. Prinsip 'Kami Memang Beda' dinyatakan sebagai jiwa persahaan yang dibangun atas kreativitas dan inovasi. Prinsip inilah yang membidani kelahiran merek 'A Mild' yang menjadi pertaruhan Sampoerna saat itu untuk merebut pasar masa depan. Inovasi ada dalam urat nadi dan nafas HM Sampoerna.
Ketiga karakter diatas haruslah juga didukung dengan atribut - atribut yang sesuai yaitu: Corporate Credibility (Kredibilitas Perusahaan) dan Well Known Brand (Merek yang dikenal baik dan dapat dipercaya). Kredibilitas perusahaan tidak dibangun dalam semalam, tetapi dari prestasi sepanjang berdirinya perusahaan tersebut. Kredibilitas perusahaan akan selalu menajdi poin penting yang dipertanyakan baik oleh pihak internal seperti karyawan dan managemen, tapi juga oleh pihak luar seperti investor, partner, bahkan konsumen. Kredibilitas perusahaan inilah yang menjadi dasar terbentuknya trust 'kepercayaan' dari para stakeholder yang terbukti menjadi poin krusial dalam pengembangan suatu bisnis.
Dalam membangun Kredibilitas Perusahaan ini, ada 3 hal yang menjadi dimensi utamanya yaitu Honesty (kejujuran), Competence (kompetensi), dan Inspiration (inspirasi). Kejujuran menumbuhkan kepercayaan dari berbagai pihak terhadap perusahaan. Kompetensi yang memelihara kepercayaan yang sudah tumbuh tersebut. Perusahaan dituntut untuk memperlihatkan kompetensi tanpa cela di bidangnya agar kepercayaan yang sudah ditumbuhkan di awal tidak hilang oleh berbagai kekecewaan. Sedangkan dimensi Inspirasi yang mempertahankan kepercayaan agar tidak beralih pada perusahaan lain. Inspirasi bisa diwujudkan lewat 'leadership style' gaya kepemimpinan yang jelas, tegas, dan terarah. Pada dasarnya, pembangunan Kredibilitas Perusahaan ini dapat disingkat dalam kata - kata Communication dan Action, bagaimana mengkomunikasikan perusahaan anda dan mewujudkan komunikasi tersebut dalam tindakan - tindakan nyata.
Kredibilitas perusahaan tentulah tidak akan pernah terlepas dari apa yang disebut Well known Brand, Merek yang dikenal baik dan dapat dipercaya. Brand atau merek yang dimaksud disini tentulah tidak hanya sekedar 'Product Brand?' , tapi juga 'Corporate Brand' . Tom Peters mengatakan bahwa brand adalah 'tanda kepercayaan', tanda bagi konsumen sampai seberapa dalam produk anda bisa dipercaya. Dengan adanya awareness yang kuat, anda akan lebih mudah memasarkan hasil produksi anda sebab konsumen juga akan memperhitungkan merek perusahaan pembuat dalam keputusan pembeliannya.
Sebuah karya 540 halaman yang nikmat dan cemerlang, berbicara tentang sejarah, strategi, tanktik dan kehebatan salah satu Brand terbesar yang pernah dimiliki Bangsa Indonesia. Lim Seng Tee, Aga Sampoerna, Putera Sampoerna, dan Michael Sampoerna, 4 Generasi sebuah perusahaan keluarga yang di jalankan secara sangat profesional, telah membawa HM Sampoerna ke puncak kejayaannya.
Banyak cerita kecil yang menarik sekali, seperti FATSAL 5, tulisan yang ada pada rokok Djie Sam Soe, mengingatkan kita akan Channel No 5, racikan kelima, yang dianggap paling pas. Ada tentang angka keberuntungan keramat HM Sampoerna, angka 9, dari angka 234 (Djie Sam Soe) yang dijumlahkan, angka ini hampir selalu hadir pada semua kegiatan bisnis Sampoerna, dari nomor mobil, tanggal hari baik, sampai luas lahan tanah selalu bila dijumlah jadi angka 9. Tentang House of Sampoerna, museum dan café yang jadi icon kecil Surabaya, tempat dimana penulis sering mampir untuk makan siang, harus anda datangi untuk bisa menghargainya. Tentang Corporate Responsibility Sampoerna yang menjangkau banyak komunitas. Dan masih banyak cerita kecil cantik dan menarik yang menjadi bunga rampai renyah diantara 540 halaman tulisan yang serius ini. Jelas buku ini tidak boleh dilewatkan oleh pebisnis manapun yang ingin mempelajari branding dan strategi bisnis yang telah terbukti sukses dalam 92 tahun ini.
0 komentar:
Posting Komentar