Kali ini kita akan bahas mengenai bagaimana menggunakan Moving Average sebagai dasar untuk menentukan kapan kita sebaiknya masuk (open position) dan juga kapan kita sebaiknya keluar pasar (close position).
Mengapa Moving Average?
Yah, sebenarnya banyak sekali sih… dasar analisis yang bisa kita pakai untuk pedoman dalam bertrading. Moving Average hanya salah satu dari banyak sekali indikator yang biasa digunakan dalam analisis teknikal forex. Saya memilih Moving Average sebagai indikator pertama untuk kita bicarakan, karena indikator yang satu ini relatif sederhana dan mudah dipahami. Penggunaan atau bagaimana kita menterjemahkan Moving Average sebenarnya bisa jadi berbeda-beda antara satu trader dengan trader yang lain. Apa yang akan saya sampaikan ini hanyalah salah satu teknik memanfaatkan informasi yang kita dapat dari Moving Average 

Ok. Pertama, kita sebaiknya paham dulu apa dan bagaimana Moving Average itu 

Apa sih Moving Average? Mmm... saya rasa, saya gak perlu deh… kasih rumus-rumus di sini… dari pada belum apa-apa sudah bikin pusing… hihihi
Yang jelas perlu dipahami adalah: Moving Average menghitung nilai rata-rata bergerak dari sejumlah data tertentu. Metoda menghitung nilai rata-rata bergerak ini pun bermacam-macam cara dan formula nya sehingga kita mengenal ada metode Simple Moving Average, Exponential Moving Average, Linear Weighted Moving Average dan sebagainya. Supaya lebih sederhana, dalam bahasan kita ini, kita hanya menggunakan metode Simple Moving Average (SMA).

Sekarang, kita akan memilih periode yang kita gunakan. Pada dasarnya, kita bebas aja sih… menentukan periode berapapun yang kita gunakan. Dalam contoh analisis berikut, saya akan menggunakan chart dengan time frame (pengolompokan data) per jam (hourly) dan periode Moving Average yang kita pakai kali ini adalah 4 dan 8.
Mari kita amati chart berikut:
Chart di atas adalah chart untuk pair GBP/USD dengan time frame hourly. Saya memasang 2 SMA: SMA 4 saya beri warna merah, sedangkan SMA 8 saya beri warna biru.
Sekarang, perhatikan saat kedua SMA tersebut berpotongan 

Apabila SMA 4 memotong SMA 8 dari bawah ke atas, seperti nampak pada titik 1, berarti nilai rata-rata 4 jam terakhir lebih besar dari pada nilai rata-rata 8 jam terakhir. Dengan kata lain, trend dalam 4 jam cenderung naik. Dalam kondisi seperti itu, sebaiknya kita melakukan open position: Buy pada titik tersebut (harga ditunjukkan dengan horizontal line sebesar 1.5619).
Pada saat SMA 4 memotong SMA 8 dari arah atas ke bawah, seperti nampak pada titik 2, berarti nilai rata-rata 4 jam terakhir lebih kecil dari nilai rata-rata 8 jam terakhir. Dengan kata lain, trend dalam 4 jam terakhir cenderung turun. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya kita close position Buy kita atau bisa juga kita open position: Sell (harga ditunjukkan dengan horizontal line sebesar 1.5690).
Posisi Sell bisa kita close saat SMA 4 kembali memotong SMA 3 dari bawah ke atas, seperti nampak pada titik 3. Atau, kita bisa kembali melakukan Open Position: Buy pada titik tersebut (harga ditunjukkan dengan horizontal line sebesar 1.5633).
Anda bisa mencoba sendiri pasangan SMA maupun time frame yang lebih sesuai dengan selera

Ada baiknya kita coba dan amati dahulu, untuk menemukan Moving Average yang akan kita jadikan patokan.
Memanfaatkan perpotongan antara 2 Moving Average seperti yang telah kita bicarakan di atas hanyalah salah satu contoh penggunaan Moving Average
Banyak juga temen-temen trader yang menggunakan informasi dari Moving Average dengan cara yang berbeda. Semua tergantung cara kita mengintepretasikan dan memanfaatkan informasi yang kita dapat dari setiap indikator.

Ok, happy learning and trading
1 komentar:
Trader sebaiknya memiliki rencana atau sistem trading, sehingga tahu kapan masuk dan keluar pasar. Akibatnya trader tersebut tidak bingung, dan tidak mudah diombang-ambingkan pasar. Ia memiliki keyakinan pada diri sendiri. Sistem trading yang dimiliki harus komplet, mulai dari teknik analisis, manajemen uang dan risiko bersama Tickmill.
Posting Komentar