Anda akan mengetahui mengapa MACD dikatakan mengambil formulasi
yang sama dengan MA. Mari kita lihat asal dari garis-garis diatas (MACD
line, triger line, Histogram, dan centerline) :
Pertanyaan lainnya adalah bisakah kita menggunakan XMA periode lain untuk MACD line dan triger line? Bisa. Tentu saja bisa. Dan jika Anda sudah cukup mahir Anda dapat bereksplorasi dengan menggunakan periode yang berlainan.
Mungkin terlintas dipikiran kita mengapa kita harus repot-repot menggunakan MACD yang padahal hanya pengurangan dari XMA saja. Tidak demikian kenyataannya. Melalui formulasi sederhana seperti ini ternyata MACD mampu memberikan informasi bukan hanya trend yang akan terjadi tetapi lebih dari itu.
MACD dapat digunakan untuk mengetahui peralihan momentum yang dinilai kuat atau pun lemah, juga dapat dipakai untuk mengetahui kondisi overbought/oversold pada pasar yang dapat memicu peralihan trend.
MACD line. Secara default fromulasi MACD line
adalah : XMA12 – XMA26 yaitu selisih dari XMA periode 12 dengan
XMA periode 26. Oleh karena menggunakan XMA, maka sifat-sifat MACD juga
akan menyerupai sifat-sifat XMA yaitu memberikan sinyal yang lebih dini
dibanding MA lainnya.
Triger line. Triger line adalah garis pemicu yang
sebenarnya secara default adalah XMA9.
Centerline. Garis biasa. Merupakan garis nol
yaitu membatasi histogram negatif dengan histogram positif.
Histogram. Formulasi untuk histogram adalah: MACD
line – Triger line Digunakan sebagai indikasi
overbought/oversold. Akan saya perjelas nanti.
Pertanyaan lainnya adalah bisakah kita menggunakan XMA periode lain untuk MACD line dan triger line? Bisa. Tentu saja bisa. Dan jika Anda sudah cukup mahir Anda dapat bereksplorasi dengan menggunakan periode yang berlainan.
Mungkin terlintas dipikiran kita mengapa kita harus repot-repot menggunakan MACD yang padahal hanya pengurangan dari XMA saja. Tidak demikian kenyataannya. Melalui formulasi sederhana seperti ini ternyata MACD mampu memberikan informasi bukan hanya trend yang akan terjadi tetapi lebih dari itu.
MACD dapat digunakan untuk mengetahui peralihan momentum yang dinilai kuat atau pun lemah, juga dapat dipakai untuk mengetahui kondisi overbought/oversold pada pasar yang dapat memicu peralihan trend.
MACD untuk Perubahan Trend
Ini adalah kegunaan khas dari MA yang digunakan MACD sebagai MACD
line dan triger line. Cara membaca peralihan trend dari Bullish menuju Bearish dan sebaliknya sama dengan
cara kita membaca peralihan trend pada MA. Garis digunakan untuk
membacanya adalah MACd line dan triger line. Mari kita perhatikan lagi
gambar dibawah ini:
Persis seperti aturan pada pembacaan MA, pada MACD berlaku aturan
apabila MACD line memotong triger line dari bawah maka akan terjadi
perubahan trend menuju Bullish trend. Dan berlaku juga sebaliknya
apabila MACD line memotong triger line dari atas, maka akan terjadi
perubahan trend menuju Bearish trend.
Lalu apa pengaruhnya dengan center line? Adakah pengaruh
perpotongan MACD line dan triger line pada perubahan trend? Ada! MACD
line dan triger line yang memotong centerline juga merupakan indikasi
perubahan trend. Namun dalam hal ini adalah perubahan trend dalam jangka
panjang.
Mungkin kriteria panjang disini sifatnya agak relatif. Maksudnya
bergantung pada jenis mata uang itu sendiri. Boleh jadi arti ‘panjang’
bagi GBP adalah sekitar 3 bulan namun pada EUR dan AUD bisa jadi 2 bulan
misalnya. Jadi bergantung pada mata uang yang kita pilih dan jangan
lupakan juga time scale yang kita pakai.
Overbought dan Oversold pada MACD
Dari formulasi sederhana pada MACD, kita bukan saja dapat
menentukan trend dalam jangka panjang maupun pendek. Ada satu lagi
kegunaan MACD yaitu sebagai indikator overbought dan oversold. Meskipun
jarang digunakan, ada baiknya kita mengetahuinya juga. Mungkin saja Anda
menyukai indikator ini sebagai penentu wilayah overbought dan oversold.
Situasi overbought atau jenuh beli merupakan indikasi bahwa pasar
telah mengalami kejenuhan dalam membeli mata uang yang bersangkutan.
Jika ini terjadi maka diramalkan akan terjadi penurunan harga dalam
beberapa saat kemudian. Begitu juga dengan oversold yang artinya
kira-kira jenuh jual. Jika terjadi oversold maka diramalkan akan terjadi
penguatan harga menuju titik resistance-nya. Perhatikan gambar dibawah:
Perhatikan ketika histogram beranjak naik keatas dan berada diatas
centerline (gari nol) maka harga cenderung bergerak naik dan sebaliknya
ketika histogram bergerak turun dan menuju area negatif, harga juga
bergerak turun.
Garis dibawah centerline (area minus) merupakan wilayah yang
disebut oversold area dan diatas centerline (area positif) merupakan
wilayah overbought. Penurunan harga sendiri terjadi pada saat histogram
(nah disinilah kegunaan histogram) meninggalkan area yang bersangkutan.
Berikut ini mari kita ringkaskan kaidah-kaidah yang berlaku pada
indikator MACD:
No.
|
Kriteria
|
Definisi
|
1.
|
MACD line memotong triger line dari bawah | Peralihan trend menuju Bullish |
2.
|
MACD line memotong triger line dari atas | Peralihan trend menuju Bearish |
3.
|
MACD line dan triger line berada diatas centerline (area positif) |
Long Bullish trend
|
4.
|
MACD line dan triger line berada dibawah centerline (area positif) |
Long Bearish trend
|
5.
|
Histogram positif/negatif | Kondisi overbought / Oversold |
6.
|
Divergence positif
|
Harga akan ikut bergerak naik |
7.
|
Divergence negatif
|
Harga akan ikut bergerak turun |
Yup, sampai disini penjelasan saya mengenai MACD indikator. Kita
bertemu kembali dalam indikator berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar